Monday, November 12, 2018

Pernikahan Militer dengan Pedang Pora Wajibkah ?

Pernikahan Militer Pedang Pora. Pedang pora adalah tradisi pernikahan militer jika calon suami kamu adalah perwira. Jika bukan perwira, maka kamu tetap bisa berpesta pora, tapi beda istilah. Jika calon suami dari golongan bintara, maka disebut sangkur pora. Jika calon suami dari golongan tamtama, biasanya disebut hasta pora. Biasanya resepsi dengan pesta pora diadakan di gedung, tapi banyak juga kok yang menghelatnya di halaman rumah, Pesta pora hanya dilakukan sekali seumur hidup, biasanya pada pernikahan pertama. Jika suatu hari pak tentara nikah lagi karena tidak bisa bersatu dengan istri pertama dengan berbagai alasan, maka pernikahan keduanya sudah tidak bisa lagi diadakan pesta pora.



Resepsi pernikahan 'pora-pora' sebenarnya tidak wajib. Namun jika ingin dan mampu mengadakannya, maka boleh deh. Soalnya keren banget kok, apalagi ini moment sekali seumur hidup yang biasanya paling ditunggu oleh para gadis. Namun jika tidak mampu, hendaknya tidak memaksakan diri cuma karena 'gue pengen'. Kebahagiaan rumahtangga tidak ditentukan oleh pesta pora tersebut, apalagi sebagai istri tentara, pasti suatu saat akan mengalami masa-masa sulit. Di sini komitmen lebih dibutuhkan daripada kemeriahan pesta sehari.
Apa yang harus disiapkan jika ingin mengadakan pesta pora?

Dana yang cukup. Tentu saja, hahaha. Kan harus mikirin segala akomodasi pasukan jajar kehormatan. Misal satu personel habis sejuta, terus ada sepuluh personel di jajar kehormatan, tinggal dikalikan deh. Itu belum termasuk bayar gedung pelaminan, katering, undangan, souvenir, dan lain-lain loh ya. Belum lagi kebutuhan untuk menyambut Bapak-Ibu komandan yang akan menjadi inspektur upacara. Ibarat kebutuhan, ijab qobul dan walimatul ursy adalah kebutuhan primer, resepsi adalah kebutuhan sekunder, dan resepsi dengan pesta pora adalah kebutuhan tersier. Jadi bijaksanalah ketika mengambil keputusan. Berikut ini daftar pertanyaan yang mungkin bisa direnungkan sebelum mengambil keputusan pernikahan menggunakan tradisi pesta pora atau tidak.

  • Siapa yang membiayai, Orangtua atau mempelai sendiri?
  • Darimana uang tersebut, Dari tabungan atau berhutang?
  • Jika saya mengadakan pesta dengan berhutang, apakah saya sanggup melunasinya?
  • Jika saya mengadakan pesta dengan tabungan, apakah masih ada cukup dana lagi untuk kebutuhan setelah pernikahan?
  • Apakah kedua orangtua saya sehat, tidak menderita sakit yang memerlukan banyak biaya berobat?
  • Apakah saudara-saudara saya sudah ada dana untuk melanjutkan pendidikan?
  • Apakah pernikahan dengan pesta pora nantinya bisa menjamin kehidupan rumahtangga saya bahagia, aman tanpa goncangan?
  • Apakah 'amplop' dari tamu undangan bisa mengembalikan modal? 

Yep. Resepsi pesta pora memang memerlukan energi dan persiapan yang lebih hectic, namun semua itu akan terbayar ketika melihat foto dan video dokumentasi. Jika mau tanya apa saja detailnya, maka dijabarkan di blog bisa makan waktu berhari-hari untuk menuliskannya. Tenang saja, calon suami pasti tahu apa yang harus dilakukan. Dialah yang akan memberi pengarahan terperinci kepada keluarga maupun wedding organizer sebagai penyelenggara hajatan. Sebagai pengantin wanita, kita tinggal persiapkan mental, gimana caranya agak nggak keder dan tetap tersenyum cantik waktu berjalan melewati pasukan jajar kehormatan.


EmoticonEmoticon